Kebudayaan Daerah Sebagai Kearifan Lokal Dapatkah Luntur Mengapa Demikian?
Tidak dapat luntur. karena, kebudayaan daerah sebagai kearifan lokal itu merupakan karakteristik tersendiri yang belum tentu ada di daerah lain. Identitas bangsa tersebut tidak akan hilang. kecuali, jikalau bangsa/masyarakat setempat nya tidak mau melestarikannya. mungkin hanya itu jwbn dari saya. apabila jwbn dari saya salah, saya minta maaf. Semoga Bermanfaat.
Contents
Mengapa kebudayaan daerah sebagai kearifan lokal akan hilang?
Kebudayaan daerah sebagai kearifan lokal,dapatkah luntur? mengapa demikian? jika ya,akankah identitas itu hilang? kebudayaan akan hilang jika masyarakat indonesia enggan melestarikan kebudayaan tersebut.Dan identitas itu akan hilang karena semakin canggihnya teknologi saat ini membuat kita tergiur oleh budaya asing
Mengapa kebudayaan daerah dapat luntur?
PRAKTIK KEWARGANEGARAAN 2 IDENTITAS NASIONAL BAB I PENDAHULUAN Konflik mengenai pengklaiman budaya terutama yang dilakukan oleh pihak Malaysia terhadap kebudayaan Indonesia selalu menjadi sorotan. Semua orang dari Sabang hingga Merauke melakukan protes keras terhadap Negeri Jiran tersebut.
Bahkan tak sedikit dari bangsa Indonesia sampai melakukan penghinaan terhadap negara tetangganya, Malaysia, karena negara tersebut sudah berulang kali mengklaim budaya Indonesia sebagai kebudayaan miliknya. Sudah barang tentu jika masyarakat Indonesia meluapkan kemarahannya melihat bagaimana kebudayaan Indonesia yang menjadi salah satu unsur pembentuk identitas nasional itu diklaim.2007-2012 Malaysia klaim tujuh budaya Indonesia Selasa, 19 Juni 2012 21:39 WIB Jakarta (ANTARA News) – Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Windu Nuryanti, membentang catatan klaim Malaysia atas kekayaan budaya asli Indonesia selama ini.
Pada rentang 2007-2012, Malaysia sudah tujuh kali mengklaim budaya Indonesia sebagai warisan budaya mereka. “Melihat sejarah klaim itu cukup panjang, dalam catatan saya sudah tujuh kali,” kata Nuryanti di Jakarta, Selasa. Ini juga pertama kalinya seorang pejabat negara Indonesia menyatakan perihal klaim budaya oleh Malaysia itu kepada publik.
Dia mengurai klaim Malaysia itu bermula pada November 2007 terhadap kesenian Reog Ponorogo, selanjutnya pada Desember 2008 klaim atas lagu Rasa Sayange dari Kepulauan Maluku. Lalu klaim batik pada Januari 2009. Tari pendet yang jelas-jelas dari Bali juga diklaim Malaysia pada Agustus 2009 yang muncul dalam iklan pariwisata negeri jiran yang suka menyatakan diri sebagai The Truly Asia itu.
Selanjutnya instrumen dan ansambel musik angklung pada Maret 2010. Masih kurang? Pangan kekayaan kita juga diincar Malaysia, itu adalah beras asli Nunukan, Kalimantan Timur, yaitu beras Adan Krayan. Di Malaysia, beras organik bergizi tinggi itu dijual dengan merk Bario Rice.
Lalu yang terbaru adalah klaim Malaysia atas tari tor-tor dan gondang sambilan yang merupakan asli kesenian dari Sumatera Utara. “Mereka menyatakan tidak mengklaim tari tor-tor tapi hanya mencatat, kita minta secara tertulis maksud mereka mencatat itu dalam kategori apa,” katanya. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, permasalahan yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut: 1.
Ada berapa budaya Indonesia yang diklaim Malaysia? Adakah contoh lainnya? Sebutkan, apakah klaim tersebut dimungkinkan terjadi lagi dikemudian hari? 2. Bolehkah sebuah negara mengklaim kebudayaan bangsa lain karena budaya tersebut memang telah dijalankan oleh warga negaranya? 3.
Bolehkah bangsa Indonesia mengklaim budaya bangsa lain sebagai bagian dari kebudayaan nasional karena budaya tersebut memang telah disenangi dan dipraktikkan oleh orang Indonesia? Misalnya, budaya makan sambil berdiri ( standing party ).4. Apa yang perlu dilakukan agar kebudayaan Indonesia sebagai identitas nasional tidak diklaim oleh negara lain? 5.
Apakah setiap orang Indonesia dapat mengajukan kebudayaan daerahnya sebagai kebudayaan nasional/identitas nasional? Jika dapat, adakah syaratnya? 6.
Mengapa kebudayaan daerah mulai memudar?
PRAKTIK KEWARGANEGARAAN 2 IDENTITAS NASIONAL BAB I PENDAHULUAN Konflik mengenai pengklaiman budaya terutama yang dilakukan oleh pihak Malaysia terhadap kebudayaan Indonesia selalu menjadi sorotan. Semua orang dari Sabang hingga Merauke melakukan protes keras terhadap Negeri Jiran tersebut.
- Bahkan tak sedikit dari bangsa Indonesia sampai melakukan penghinaan terhadap negara tetangganya, Malaysia, karena negara tersebut sudah berulang kali mengklaim budaya Indonesia sebagai kebudayaan miliknya.
- Sudah barang tentu jika masyarakat Indonesia meluapkan kemarahannya melihat bagaimana kebudayaan Indonesia yang menjadi salah satu unsur pembentuk identitas nasional itu diklaim.2007-2012 Malaysia klaim tujuh budaya Indonesia Selasa, 19 Juni 2012 21:39 WIB Jakarta (ANTARA News) – Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Windu Nuryanti, membentang catatan klaim Malaysia atas kekayaan budaya asli Indonesia selama ini.
Pada rentang 2007-2012, Malaysia sudah tujuh kali mengklaim budaya Indonesia sebagai warisan budaya mereka. “Melihat sejarah klaim itu cukup panjang, dalam catatan saya sudah tujuh kali,” kata Nuryanti di Jakarta, Selasa. Ini juga pertama kalinya seorang pejabat negara Indonesia menyatakan perihal klaim budaya oleh Malaysia itu kepada publik.
Dia mengurai klaim Malaysia itu bermula pada November 2007 terhadap kesenian Reog Ponorogo, selanjutnya pada Desember 2008 klaim atas lagu Rasa Sayange dari Kepulauan Maluku. Lalu klaim batik pada Januari 2009. Tari pendet yang jelas-jelas dari Bali juga diklaim Malaysia pada Agustus 2009 yang muncul dalam iklan pariwisata negeri jiran yang suka menyatakan diri sebagai The Truly Asia itu.
Selanjutnya instrumen dan ansambel musik angklung pada Maret 2010. Masih kurang? Pangan kekayaan kita juga diincar Malaysia, itu adalah beras asli Nunukan, Kalimantan Timur, yaitu beras Adan Krayan. Di Malaysia, beras organik bergizi tinggi itu dijual dengan merk Bario Rice.
- Lalu yang terbaru adalah klaim Malaysia atas tari tor-tor dan gondang sambilan yang merupakan asli kesenian dari Sumatera Utara.
- Mereka menyatakan tidak mengklaim tari tor-tor tapi hanya mencatat, kita minta secara tertulis maksud mereka mencatat itu dalam kategori apa,” katanya.
- Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, permasalahan yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut: 1.
Ada berapa budaya Indonesia yang diklaim Malaysia? Adakah contoh lainnya? Sebutkan, apakah klaim tersebut dimungkinkan terjadi lagi dikemudian hari? 2. Bolehkah sebuah negara mengklaim kebudayaan bangsa lain karena budaya tersebut memang telah dijalankan oleh warga negaranya? 3.
Bolehkah bangsa Indonesia mengklaim budaya bangsa lain sebagai bagian dari kebudayaan nasional karena budaya tersebut memang telah disenangi dan dipraktikkan oleh orang Indonesia? Misalnya, budaya makan sambil berdiri ( standing party ).4. Apa yang perlu dilakukan agar kebudayaan Indonesia sebagai identitas nasional tidak diklaim oleh negara lain? 5.
Apakah setiap orang Indonesia dapat mengajukan kebudayaan daerahnya sebagai kebudayaan nasional/identitas nasional? Jika dapat, adakah syaratnya? 6.
Apa yang terjadi jika kebudayaan daerah dibiarkan terus menerus?
Sunday, November 17, 2019 Edit Halo teman – teman disini saya akan membahas lagi seputar tentang kebudayaan, dan ini juga termasuk salah satu tugas kuliah saya yaitu mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Langsung saja, Kebudayaan daerah sebagai kearifan lokal, dapatkah luntur? Mengapa demikian? Jika ya, akankah identitas bangsa itu hilang? Mengapa demikian? Jika ya, akankah identitas bangsa itu hilang? Ya, kebudayaan daerah dapat luntur karena di pengaruh beberapa aspek : contohnya saja pengaruh modernisasi yang mengambil alih perhatian masyarakat agar melestarikan kebudayaan daerahnya.
Namun, teralihkan karena kecanggihan yang ditawarkan seperti permainan games online merambat ke kalangan anak-anak yang semestinya diperkenalkan permainan tradisional seperti Massalo yang merupakan permainan tradisional namun telah luntur dan jarang dipermainkan karena dunia maya lebih menggiurkan dibanding dunia nyata.
Dan apabila dibiarkan terus menerus, maka akan mengikis kebudayaan daerah sebagai kearifan lokal dan di ambil alih oleh kebudayaan barat dengan kata lain kebudayaan daerah sebagai satu kesatuan Identitas bangsa perlahan menghilang.